Desa Lamnga, 09 Agustus 2024 – Sejumlah peneliti dari Universiti Malaya dan Magister Pengelolaan Lingkungan (MPL) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar ekspedisi ilmiah di Desa Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar pada Jumat (9/8). Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkap potensi dan tantangan konservasi mangrove di wilayah tersebut.
Selama ekspedisi, para peneliti melakukan berbagai kegiatan seperti survei lapangan, pengambilan sampel, dan analisis data. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang komprehensif untuk pengelolaan mangrove yang berkelanjutan, ujar coordinator prodi magister pengelolaan lingkungan Prof. Dr. Ichwana, ST, MP
“Mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ekosistem pesisir. Selain sebagai habitat bagi berbagai jenis biota laut, mangrove juga berfungsi sebagai penahan abrasi dan mitigasi perubahan iklim,” ujar Prof. GS. DR. Rosmadi bin Fauzi salah seorang anggota tim ekspedisi.
Hutan bakau/mangrove yang berada di Desa Lamnga di kelola oleh Kelompok Tani Gerakan Rehabilitasi Bakau Lamnga yang di ketuai oleh Bapak Muhammad hingga saat ini sudah membudidayakan mangrove yang diantaranya Ceriops Tagal atau dikenal dengan bakau Soga Tingi dan Rhizophora Mucronata atau dikenal dengan bakau kurap. Keberadaan mangrove ini sangat membantu perkembangbiakan udang, tiram, ikan, dan lain-lainnya hal ini sejalan dengan penelitian yang sedang dikembangkan oleh Dr. Tengku Adeline Adura Binti Tengku Hamzah selaku Ketua Departemen Geografi Universiti Malaya. Melalui Ekspidisi Ilmiah dan Konservasi mangrove ini diharapkan jalinan kerjasama antar dua universitas ini terus berlanjut untuk menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan strategi konservasi mangrove yang berbasis ilmiah.