
Banda Aceh, 25 Maret 2024 – Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar Workshop Internasional tentang Kesetaraan, Keanekaragaman, dan Inklusi (EDI) & Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) pada hari Senin, 25 Maret 2024. Acara ini diselenggarakan secara hybrid melalui ruang teleconference, menciptakan platform untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang EDI dan STEM.
Workshop ini dipandu dengan cermat oleh Dr. Wiwit Artika, yang merupakan salah satu dosen dan anggota di STEM Research Center Universitas Syiah Kuala. Acara ini dibuka oleh Prof. Dr. Hizir, Direktur SPS USK, yang menekankan pentingnya kolaborasi global dalam mendorong kesetaraan dan keanekaragaman di bidang pendidikan dan sains. Turut hadir pula Dr. Irwandi, selaku Kepala STEM Research Center USK, yang memberikan dukungan penuh terhadap kesuksesan acara tersebut.

Salah satu momen penting dalam workshop ini adalah paparan yang disampaikan oleh Dr. Nor Asniza Ishak dari School of Educational Studies Universiti Sains Malaysia. Dr. Ishak membawa wawasan berharga tentang integrasi prinsip EDI dalam kerangka pendidikan STEM.
Workshop ini menjadi wadah bagi para peserta untuk terlibat dalam diskusi, bertukar ide, dan menjelajahi pendekatan inovatif untuk mempromosikan kesetaraan, keanekaragaman, dan inklusi di bidang STEM. Peserta dari berbagai latar belakang akademis dan profesional dengan aktif berpartisipasi dalam sesi-sesi yang bertujuan untuk mengatasi tantangan dan peluang dalam membangun ekosistem STEM yang lebih inklusif.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Hizir menekankan pentingnya penerimaan terhadap keberagaman dan menciptakan lingkungan yang inklusif dalam disiplin ilmu STEM. Beliau juga menegaskan komitmen universitas dalam mempromosikan kesetaraan dan keberagaman dalam pendidikan dan penelitian.
Dr. Wiwit Artika, sebagai moderator, dengan cekatan memfasilitasi diskusi yang mendalam mengenai strategi untuk meningkatkan representasi dan partisipasi kelompok-kelompok yang kurang terwakili dalam bidang STEM. Workshop ini juga menekankan pentingnya mengadopsi praktik pengajaran inklusif untuk mengakomodasi gaya belajar dan latar belakang yang beragam.
Acara ini ditutup dengan semangat baru dari para peserta untuk menjadi pembela inisiatif EDI di institusi dan komunitas masing-masing. Semangat kolaboratif dan pertukaran ide yang terjadi selama workshop ini menjadi landasan bagi upaya-upaya di masa depan dalam memajukan kesetaraan, keanekaragaman, dan inklusi dalam pendidikan dan penelitian STEM.
Workshop Internasional tentang EDI dan STEM di Universitas Syiah Kuala menjadi tonggak penting dalam mendorong dialog dan kolaborasi global menuju masa depan yang lebih inklusif dan adil dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika.

